Pages

Trending Topic

Social Icons

Followers

Advertising

Featured Posts

Latest Post
Loading...

Test Footer 2

Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 05 Februari 2014

Tradisi Melayat di Sungai Kupang


Di kalimantan ini banyak tradisi  - tradisi yang ada di daerah-daerah dan tradisinya berbeda-beda. Tradisi adalah kegiatan turun-temurun yang masih berlaku di masyarakat. Misalnya, tradisi Batapung Tawar,tradisi Pengantinan,tradisi Melayat pada kematian dan masih banyak lagi tradisi yang lain. Pada pelajaran SKI ini yang berjudulkan tentang tradisi maka kami membuat sebuah uraian tentang tradisi MELAYAT PADA KEMATIAN di HSS.Untuk lebih lanjut ikuti uraian di bawah ini.
    Pengamatan yang kami lakukan berisikan :


-    Sejarah melayat pada kematian
-    Properti melayat
-    Prosesi pelaksanaan
                                                      


Properti  melayat

Properti Akan di mandikan :
-    Air : untuk memandikan jenazah
-    Ember : tempat air
-    Gayung : untuk mengambil air
-    Kapur barus : agar jenazah tidak berbau


Properti  akan di bungkus :
-    Kain kapan(kaci): untuk membungkus mayat
-    Kapas: agar cairan yang keluar dari lubang yang ditutupi tidak membasahi kain kafan
-    Cendana : untuk menbedaki
-    Minyak wangi : untuk wangi
-    Formalin : agar tidak busuk
-    Tanah : untuk membuktikan bahwa tanah kembali ketanah


Properti  Saat mau dikubur :
-    Tabala : untuk tempat mayat
Properti  saat sudah dikubur :
-    Air yang dibacakan yasin : agar mayat tidak kepanasan didalam kubur
-    Ikatan daun pandan yang sudah dibacakan surah Al-ikhlas


PROSESI PELAKSANAAN

Pada saat orang meninggal dunia banyak orang yang datang untuk melayat, melayat inilah yang dinamakan tradisi. Pada saat melayat ini ada tradisi yang sering dilakukan orang pada saat ada orang yang meninggal yaitu membuat surabi, membaca Al-Qur’an dan surah yasin untuk simayat, mengikat-ikat daun pandan yang dibacakan surah Al-Ikhlas dan bertahlil.
Setelah itu mayat dimandikan dengan mandi sembilan setelah selesai dimandikan lalu dibungkus dengan kain kafan(kaci), di beri wangi-wangian, cendana, kapas kapur barus, dan tanah. Untuk laki-laki di sunahkan kain kafannya berlapis 3, sedangkan jika jenazahnya perempuan kain berlapis 5, dan kain kafan di  berwarna putih. Setelah selesai pengafanan, jenazah di latakkan di atas meja atau di atas dipan (tempat tidur).
 Lalu jenazah di salatkan, apabila jenazahnya laki-laki, imam berdiri di dekat kepalanya, sedangkan jika jenazahnya perempuan, imam berdiri di dekat pinggang nya. Jenazah yang sudah selesai di salatkan segera di kuburkan yakni dimasukkan ke liang lahat yang telah di gali sebelumnya. Memasukkan jenazah ke dalam kubur harus sesuai dengan sunah rasulullah saw, yakni kaki jenazah di turunkan terlebih dahulu, lalu bagian badan dan kepala sehingga tidak menjungkir.
 Di dalam kubur jenazahnya di baringkan miring ke kanan menghadap kiblat dengan kedua tangan bersedekap. Agar tidak mudah terguling, bagian depan dan belakang di ganjal dengan tanah dan sunah melepas sebagian tali kafan. Agar jenazah tidak langsung tertindih tanah, perlu kiranya di atas jenazah di beri kayu atau papan untuk menahan tanah.

0 komentar:

Posting Komentar